Langsung ke konten utama

Kampung Budaya Piji Wetan Adakan Rutinitas Pertunjukan Multidisiplin Seni

 
Rutinitas Pertunjukan Multidisiplin Seni Kampung Budaya Piji Wetan. Foto : (Ek/Reporter)


Kudus, Suara Terkini Muria - Piji Wetan merupakan salah satu desa yang berada di Lau kecamatan Dawe kabupaten Kudus. Kampung ini dulunya bukanlah kampung yang seperti saat ini layaknya kampung pada umumnya. Namun saat ini Piji Wetan telah menjadi kampung budaya, dikarenakan adanya kesadaran masyarakat dan juga pemikiran untuk membangun dan menggali potensi yang ada pada kampung tersebut.

KBPW atau Kampung Budaya Piji Wetan ini kerap menampilkan pertunjukan seni di desa nya. Pertunjukan tersebut dijadikan sebagai cara agar tetap melestarikan cerita rakyat dan budaya yang ada di sekitar kampung itu sendiri. Pertunjukan yang diadakan berlokasi di desa Piji Wetan tepatnya berada di Panggung Ngepringan.

Selasa, 27 Juni 2023 terdapat pertunjukan seni yang mengambil konsep tentang Stunting berjudul Selamet Stunting. Tak hanya sebagai pertunjukan seni saja, pertunjukan ini sekaligus diikutkan untuk lomba PERTUNRA (Pertunjukan Rakyat) se-Jawa Tengah. Dengan adanya hal itu motivasinya agar Kampung Budaya Piji Wetan ini dapat di kenal semakin luas tidak hanya dari warga Kudus dan sekitarnya saja.

“Kita hanya berusaha mengumpulkan untuk mengaktifasi para masyarakat sehingga Piji Wetan ini tidak lagi menjadi objek bagi pemerintah itu sendiri, tetapi menjadi subjek bagi kemajuan kebudayaan di dukuh Piji Wetan ini," ujar ketua KBPW.

Dengan adanya rutinitas pertunjukan multidisiplin seni ini masyarakat akan semakin sadar bahwa betapa pentingnya untuk hidup bersosial. Bersosial dalam artian guyub rukun antar satu sama lain untuk membangun desa yang awal mulanya hanya sekedar desa hingga pada akhirnya mampu menjadikan sumber bagi para masyarakat sekitar. Kesadaran setiap individu juga pastinya dibutuhkan untuk melakukan suatu pencapaian.

Banyak komunitas yang terlibat dalam pertunjukan ini seperti Teater Dewaruji yang sudah berusia sekitar 10 tahun, Teater Satoeh dari IAIN Kudus, teman teman sanggar tari Puringsari dengan koreografir Tania, pelajar dari SMP N 1 Kudus dengan wakil ketua nya yaitu Bapak Eko Purnomo, salah satu mahasiswa UNS, tak lupa juga teman teman dari Kampung Budaya Piji Wetan sendiri.

“Sebagai penonton tentunya saya cukup menikmati pertunjukan yang diakan di desa Piji Wetan ini, karena belum tentu di desa-desa lain terdapat pertunjukan seni seperti ini. Kerennya banyak anak muda juga yang terlibat menjadi pemeran dalam pertunjukan ini, jadi saya berfikir bahwa jika tidak kita perkenalkan kepada para masyarakat sebuah kebudayaan seperti ini maka sangat disayangkan sekali," ucap salah satu penonton.

Maka dari itu dari kampung ini masyarakat harus mencoba untuk menggali potensi yang ada di desa nya masing-masing. Dengan adanya suatu kesadaran pada setiap individu tentunya akan menghasilkan dampak positif bagi dirinya sendiri dan juga bagi lingkungan yang ditempati. Jika bukan memulai dari diri sendiri lantas harus memulai dari siapa?.

Tak hanya itu saja pastinya juga terdapat hambatan dalam membangun suatu pertunjukan seni. Seperti adanya perbedaan pendapat, adanya argumen-argumen satu sama lain dan juga masih banyak lagi. Hal itu tidak menjadikan suatu masalah jika terdapat solusi untuk memecahkan suatu konflik tersebut. Tentunya diantara banyaknya manusia dengan kerasnya kepala mereka harus ada satu dari mereka yang dapat menjadi penengah.

Harapan nya semoga dengan adanya rutinitas multidisiplin dari Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) ini dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Tentunya agar mampu menjadikan suatu kemajuan budaya dari desa itu sendiri, dan Piji Wetan sendiri berharap supaya kampung ini dapat dikenal semakin luas. 

Reporter: Ek
Editor: Nad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sangkar Burung Bernilai Filosofi Tinggi

Sangkar Burung Filosofi yang dibuat oleh Bapak Takim. Sebelah kanan (Bapak Takim). Foto Oleh Renanda/Reporter (5/7/22) Kudus, Suara Terkini Muria -  Sangkar burung unik buatan Bapak Takim (40) warga Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus penuh akan nilai filosofi. Memulai berkarya membuat sangkar burung filosofi pada tahun 2014. Di rumahnya tersebut, awalnya Takim hanya membuat furnitur yang dipesan oleh warga sekitar rumahnya. Namun, seiring berjalannya waktu, dia mulai menekuni sangkar burung. Takim menjelaskan bahwa, sebelum tertarik mmebuat sangkar burung, ia juga menerima pesanan pembuatan pintu, jendela dan kusen rumah. ''Awalnya itu furnitur tapi saat pencinta burung mulai banyak, saya juga tertarik untuk membuatnya.'' jelas Takim. Di sisi lain, dengan banyaknya pembuat sangkar yang ada di Kudus, Takim mengingikan bahwa sangkar burung yang ia buat akan sangat berbeda dari biasanya. Ia menjelaskan bahwa nilai filosofi sangat diperlukan jika hal itu haru...

Horog-Horog Merupakan Makanan Khas Jepara Yang Sangat di Minati khususnya warga Jepara

  Makanan khas jepara horog horog yang dinikmati dengan sate sate an sangat diminati khususnya warga Jepara. Foto : (Istimewa) Jepara, Suara Terkini Muria - Untuk kamu yang berkunjung ke Jepara belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan khasnya yaitu horog horog.  Nama makanan ini mungkin terdengar aneh, tapi di balik keanehan namanya horog horog mempunyai rasa yang enak. Bahkan akan lebih enak jika disajikan bersama bakso, pecel, sate bahkan minuman sekalipun. Meskipun pedagang horog horog di Jepara terbatas, namun untuk mendapatkan kuliner ini tidaklah sulit. Hampir di semua pasar tradisional ada penjual horog horog.  Bahkan warung-warung makan di sejumlah daerah di Jepara juga menyediakan horog horog dalam berbagai olahan. Jika membeli di warung makan, satu potong biasanya dihargai Rp 1.000 saja. Horog Horog adalah jajanan yang dibungkus di dalam daun jati atau pisang. Makanan khas Jepara ini terbuat dari olahan pohon Aren. Proses pembuatannya cukup panjang da...

Edukasi Kesehatan Pencegahan Stunting pada Anak Bersama Mahasiswa KKN-IKMB Kelompok 58 di Desa Ngilen, Blora

  Blora, 17 September 2023 . Suara terkini muria Edukasi kesehatan yang berfokus pada pencegahan stunting pada anak diselenggarakan di rumah ibu Kusworo dukuh Jatal, Desa Ngilen, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora. Acara ini merupakan inisiatif dari Mahasiswa KKN-IKMB Kelompok 58 bersama dengan beberapa pemateri yang kompeten dalam bidang kesehatan dan pemberdayaan masyaraka Pemateri dalam acara ini adalah ibu kusworo, yang merupakan Ketua Tim Penggerak PKK desa Ngilen. Ia akan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam upaya pencegahan stunting di wilayah tersebut. Dengan pengalamannya dalam menggerakkan PKK, ibu kusworo diharapkan dapat memberikan pandangan yang berharga tentang peran ibu-ibu PKK dalam menjaga kesehatan anak-anak di Desa Ngilen. Selanjutnya, Ibu Rita, AMD Kebidanan, yang merupakan Bidan Desa Ngilen, menjadi pemateri kedua. Dalam presentasinya, Rita membahas aspek medis pencegahan stunting pada anak-anak, termasuk pentingnya peran bidan desa dalam pemantauan pertu...