Langsung ke konten utama

Sangkar Burung Bernilai Filosofi Tinggi

Sangkar Burung Filosofi yang dibuat oleh Bapak Takim. Sebelah kanan (Bapak Takim). Foto Oleh Renanda/Reporter (5/7/22)


Kudus, Suara Terkini Muria -  Sangkar burung unik buatan Bapak Takim (40) warga Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus penuh akan nilai filosofi.

Memulai berkarya membuat sangkar burung filosofi pada tahun 2014. Di rumahnya tersebut, awalnya Takim hanya membuat furnitur yang dipesan oleh warga sekitar rumahnya. Namun, seiring berjalannya waktu, dia mulai menekuni sangkar burung.

Takim menjelaskan bahwa, sebelum tertarik mmebuat sangkar burung, ia juga menerima pesanan pembuatan pintu, jendela dan kusen rumah. ''Awalnya itu furnitur tapi saat pencinta burung mulai banyak, saya juga tertarik untuk membuatnya.'' jelas Takim.

Di sisi lain, dengan banyaknya pembuat sangkar yang ada di Kudus, Takim mengingikan bahwa sangkar burung yang ia buat akan sangat berbeda dari biasanya. Ia menjelaskan bahwa nilai filosofi sangat diperlukan jika hal itu harus terwujud. Hasilnya memang bagus, ukiran dan ornamen terlihat jelas setelah pembuatan sangkar tersebut.

Bersama 14 karyawannya, Takim menyelesaikan pesanan dari pelanggannya yang berasal dari warga lokal seperti: Pati, Jepara, dan Kudus. Tak hanya itu, pencinta sangkar burung dari luar daerah seperti: Banten, Palembang, dan Kalimantan juga turut menjadi pelanggannya.

''Pembeli yang memesan ke saya itu biasanya dari sekitar sini itu ada Kudus, Pati, dan Jepara. Terus ada juga yang dari luar kota. Dari Banten, Palembang, dan Kalimantan.'' Tuturnya, sambil memperlihatkan sangkar yang akan di kirim saat itu.

Menurut Takim, Sangkar Burung Filosofi ini mempunyai banyak komponen spesial didalamnya yaitu jeruji yang terbuat dari kuningan, perak, fiber, stainlees, hingga perak. Selain jeruji yang khas, ornamen lain untuk hiasan berupa batu mulia seperti baru rubi dan batu zamrud juga digunakan dalam pembuatan sangkar burung tersebut.

Pembuatan satu buah sangkar memerlukan waktu hingga 3 bulan dikarenakan dalam setiap bahan yang digunakan ada yang memerlukan ritual tersendiri seperti puasa dan ritual lainnya agar terbentuk sebuah filosofi. Hal ini yang membuat karyanya semakin memiliki nilai jual tinggi.

''Biasanya untuk memilih bahan yg akan saya gunakan, saya seringkali melakukan puasa dan menghitung hari. Gunanya agar tahu, mana bahan yang memang bagus untuk saya buat sangkar.'' Tambahnya.

Saat ini hakim tidak hanya fokus dalam membuat sangkar burung saja, namun kelebihannya dalam berkarya ia tuangkan dalam sebuah channel YouTube agar setiap orang dapat belajar dari apa yang telah ia kerjakan. 


Reporter : Renanda 

Editor : Aisyah Hasna


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Edukasi Kesehatan Pencegahan Stunting pada Anak Bersama Mahasiswa KKN-IKMB Kelompok 58 di Desa Ngilen, Blora

  Blora, 17 September 2023 . Suara terkini muria Edukasi kesehatan yang berfokus pada pencegahan stunting pada anak diselenggarakan di rumah ibu Kusworo dukuh Jatal, Desa Ngilen, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora. Acara ini merupakan inisiatif dari Mahasiswa KKN-IKMB Kelompok 58 bersama dengan beberapa pemateri yang kompeten dalam bidang kesehatan dan pemberdayaan masyaraka Pemateri dalam acara ini adalah ibu kusworo, yang merupakan Ketua Tim Penggerak PKK desa Ngilen. Ia akan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam upaya pencegahan stunting di wilayah tersebut. Dengan pengalamannya dalam menggerakkan PKK, ibu kusworo diharapkan dapat memberikan pandangan yang berharga tentang peran ibu-ibu PKK dalam menjaga kesehatan anak-anak di Desa Ngilen. Selanjutnya, Ibu Rita, AMD Kebidanan, yang merupakan Bidan Desa Ngilen, menjadi pemateri kedua. Dalam presentasinya, Rita membahas aspek medis pencegahan stunting pada anak-anak, termasuk pentingnya peran bidan desa dalam pemantauan pertu...

GenBI IAIN Kudus Kampanyekan Cinta, Bangga, Paham, Rupiah terhadap SLB Negeri Purwosari

Suasana GenBI mengajar di SLBN Purwosari dengan menggunakan buku pembelajaran terkait CBPR. Foto (Panitia) Kudus , Suara Terkini Muria - GenBI Mengajar adalah sebuah program kerja dari Divisi Pendidikan yang diadakan atas kepedulian anggota GenBI dalam semua sektor pendidikan. Minimnya pengetahuan akan rupiah dikalangan difabel membuka mata bagi GenBI IAIN Kudus untuk mengenalkan serta mengkampanyekan Cinta, Bangga, Paham, Rupiah (CBPR) dikalangan para difabel. Alfin Khasanah sebagai Kadiv edukasi Memilih Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Purwosari, Kudus karena menurutnya semua orang berhak mendapatkan pelajaran tentang pengetahuan rupiah, ke bank sentralan dan kebangsaan.  Sebanyak 228 murid SLB Negeri Purwosari, Kudus ikut serta dalam acara GenBI mengajar yang di selenggarakan oleh GenBI Komisariat IAIN Kudus. Acara ini berlangsung menyenangkan dan penuh perhatian ketika melihat anak-anak SLB Negeri Purwosari memahami apa yang kita sampaikan. Dibantu dengan para guru yang memban...