Kudus, Suara Terkini Muria - Maraknya isu stunting di masyarakat menjadikan Kampung Budaya Piji Wetan mengangkat pertunjukan teater berjudul Slamet Stunting dan mengusung konsep masyarakat berekspresi dalam bahaya stunting.
Selasa (27/6/2023), pertunjukan teater berlatar malam hari itu sekaligus untuk mengikuti lomba festival tahunan yang diadakan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, sutrada sekaligus lakon teater Jesi Segitiga mengatakan bahwa diangkatnya Slamet Stunting dilatarbelakangi oleh maraknya isu masyarakat akan bahaya stunting bagi calon janin.
Selasa (27/6/2023), pertunjukan teater berlatar malam hari itu sekaligus untuk mengikuti lomba festival tahunan yang diadakan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, sutrada sekaligus lakon teater Jesi Segitiga mengatakan bahwa diangkatnya Slamet Stunting dilatarbelakangi oleh maraknya isu masyarakat akan bahaya stunting bagi calon janin.
“Pentas ini sebagai eksperimen seni pertujukan di Kudus dengan tujuan mengangkat budaya Kudus sehingga gol dari kita salah satunya menuju gelanggang yang lebih besar. Dengan mengangkat isu stunting sebagai konsep kami, juga sebagai edukasi bagi masyarakat bahwa dengan pertunjukan seperti inilah diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat bahaya akan stunting,” jelas Jesi Segitigas saat wawanacara disela pertunjukan.
Lakon dari Pak Lurah dalam pertunjukan Slamet Stunting, Jesi Segitiga menjelaskan bahwa harapan dalam pertunjukkan ini tidak cuma-cuma sebagai ajang meunjukkan kemampuan para pemain, melainkan dapat mengembangakan kebudayaan terutama di Kudus agar dapat dikenal oleh masyarakat luar.
“Pertunjukan ini diharapkan sebagai pengembangan budaya seni pertunjukkan dengan pementasaan yang dulunya kuno menjadi kini.” Papar Jesi Segitiga saat memberi sambutan awal pementasan.
Sinopsis dari “Slamet Stunting” mengangkat tentang keluarga yang memiliki ekonomi minim namun memaksakan memiliki anak. Kondisi tersebut menjadikan Wisnu, lakon dari Rohmad sebagai suami yang tidak berpenghasilan pun sebentar lagi istrinya akan melahirkan. Segala permasalahan semakin bertubi ketika istri Rohmad mendapat cibiran dari tetangga.
Perkelahian pun terjadi dalam rumah tangga Rohmad. Mulai dari istrinya yang stress akibat bayi yang dikandungan selalu merepotkan hingga Rohmad yang berniat untuk membunuh bayi dalam kandungan istrinya.
Tibalah di dalam sebuah alam kandungan di mana Rohmad dalam mimpinya dipertemukan dengan janin anaknya. Dijelaskan bahwa kelak anaknya akan lahir dengan keadaan gizi buruk. Akhirnya pada akhir season, muncullah bidan, lurah dan para warga di mana bidan menjelaskan bahaya akan stunting bagi ibu hamil apabila gizi tidak terpenuhi.
Hal tersebut sangat bahaya bagi janin dalam kandungan, sehingga saat bayi lahir, anak akan tumbuh dengan kecerdasan yang kurang dan daya tangkap yang kurang maksimal.
“Fk Mitra Jawa Tengah menjadikan salah satu topik tertentu yaitu bahaya stunting sebagai tanggapan bahaya stunting yang sedang maraknya di masyarakat sekitar,” jelas Faruq, peran dari janin pertunjukkan “Slamet Stunting”.
Reporter: Izza
Editor: Nad
Komentar
Posting Komentar