![]() |
Etalase Produk Promosi Rokok dari Masa Lalu dan Masa Kini. Foto Oleh Renan/Reporter, Senin, (24/07/23) |
Julukan Kudus Kota Kretek
Kudus dengan julukan Kota Kretek menyimpan banyak sekali sejarah tentang produk rokok. Tak bisa dipungkiri, dengan hadirnya Museum Kretek yang merupakan satu-satunya museum rokok di Indonesia, banyak sekali jejak sejarah di dalamnya, salah satunya yaitu promosi dari produk rokok itu sendiri.
Bagi sebuah produk, promosi sangat penting dilakukan. Apalagi produk tersebut tidak semua kalangan dapat memakainya. Seperti rokok, yang hanya dari kalangan laki-laki saja yang menikmatinya. Maka dari itu, bahan promosi dan sasarannya harus tepat.
Produk Promosi Rokok Masa Lalu
Di Museum Kretek Kudus, terdapat koleksi dimana benda-benda untuk promosi rokok dari zaman dulu hingga sekarang dipajang. Tepatnya di bagian belakang sebelah kanan, kalian akan melihat etalase produk promosi rokok yang tertata rapi.
Terdapat empat etalase dengan judul Promosi Masa Lalu sejumlah dua etalase. Sedangkan dua etalase lain memperlihatkan Promosi Masa Kini. Semuanya tertata rapi dan diberi pencahayaan yang indah, sehingga menambah kesan ciamik.
Produk Promosi Rokok Masa Kini
Sangat jauh berbeda, promosi dari masa lalu banyak menggunakan produk pecah belah seperti, gelas yang diberi cap perusahaan salah satu rokok, piring, teko, serta gelas cangkir yang terbuat dari keramik dengan cat warna putih. Semunya terlihat monoton, karena hanya sebatas alat makan saja.
Lain halnya dengan promosi masa kini. Produk promosinya sangat beragam, tidak hanya barang pecah belah seperti gelas dan tek, Ashtray dan mug juga ada loh. Banyak lagi macamnya, semuaya seperti disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Promosi masa kini banyak merambah ke dunia otomotif dan hal yang berhubungan dengan laki-laki. Karena memang penikmat rokok sebagian besar adalah kaum pria. Maka tak heran jika produk promosi saat ini, seperti helm, sarung tangan, bantalan leher, korek api dan ashtray dipakai untuk menarik minat para laki-laki untuk membeli rokok.
Selain itu, jam dinding, stiker, tempat tissue dan gantungan kunci juga dibuat untuk menarik minat para penikmat rokok. Tidak hanya untuk penggunanya saja, tetapi sebagai barang estetis.
Terbukti bahwa promosi rokok tidak hanya sebatas produk saja. Tak dipungkiri, Dengan adanya Museum Kretek dapat membawa subjektif masyarakat, bahwa rokok memang sehebat itu, sampai-sampai ada museum khusus rokok di Indonesia.
Museum Kretek Menjadi Tempat Shooting Film
Museum Kretek Kudus juga pernah dijadikan tempat untuk shooting film. Hal ini juga yang dapat menjadi salah satu promosi rokok sekaligus promosi Museum Kretek itu sendiri.
Saat syuting dulu, Museum Kretek ditutup sementara selama tiga hari, dikarenakan museum itu digunakan syuting sebuah film berjudul 'Gadis Kretek'.Pengumuman penutupan sementara museum juga disiarkan di akun Instagram Museum Kretek. Dituliskan mulai 3-5 Agustus 2022, Museum Kretek ditutup sementara.
"Pemberitahuan-Museum Kretek Kudus tutup sementara tanggal 3-5 Agustus 2022. Buka kembali tanggal 6 Agustus 2022. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Salam museum, Museum di Hatiku," demikian pengumuman tersebut seperti dilihat detikJateng, Rabu (3/8/2022).
Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Museum Kretek Kudus, Yusron. Penutupan selama tiga hari ini karena Museum Kretek sedang digunakan untuk syuting film.
"Maaf sedang dipakai syuting film Gadis Kretek," jelas Yusron kepada detikJateng lewat pesan singkat siang ini.
Untuk diketahui film Gadis Kretek sendiri merupakan film yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo dan Putri Marino. Film ini disutradarai Kamila Andini dengan produser Ifa Isfansyah. Gadis Kretek berkisah tentang perjuangan anak-anak pengusaha rokok yang mencari seorang perempuan.
Yusron mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan dapat mempromosikan Museum Kretek kepada khalayak luas. Bahkan dia optimistis Museum Kretek dikenal hingga kancah internasional melalui film tersebut.
"Kan ini momentum kita untuk mempromosikan Kudus khususnya Museum Kretek. Dengan kejadian film ini kan mungkin ditonton tidak hanya di Indonesia, nanti diharapkan nanti apa yang menjadi keinginan kita bisa dikenal lebih luas di Indonesia maupun di luar akan terwujud," terang dia.
Dia menambahkan rencana museum tersebut digunakan untuk syuting film sempat tertunda. Hingga akhirnya hari ini hingga tiga hari ke depan digunakan untuk syuting.
"Ini kesepakatan kita, mereka mengganti uang retribusi yang kita terima. Kebetulan pada saat ini selesai liburan dan sedang sepi. Sehingga kita kemarin itu menghendaki hari libur sekolah, saya keberatan dan saya coba rembuk ulang akhirnya pada hari ini," pungkas Yusron.
Reporter : Renan
Komentar
Posting Komentar